SELEKSI DAN REKRUTMEN
SELEKSI DAN REKRUTMEN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam menjalankan suatu bisnis maupun usaha, hal
yang berkaitan dengan keberhasilan jangka panjang organisasi berkaitan dengan bagimana
mengatur sumber daya manusia. Manusia merupakan faktor produksi yang paling
mahal dan sulit untuk dikelola, yang juga merupakan penghasil keuntungan yang
besar apabila dikelola dengan baik. Jika dapat mengelola faktor manusia dengan
baik dan benar pasti dapat mendapatkan hasil yang maksimal. Jadi sudah suatu
kebutuhan bagi organisasi untuk memastikan karyawan mereka bekerja dengan
kualitas optimal.
Untuk mengoptimalkan kinerja organisasi, maka
dibutuhkan manusia yang kompeten dalam bidang yang dibutuhkan dalam organisasi
tersebut. Untuk maendapatkan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang
tersebut, maka perlu diadakannya rekrutmen dan seleksi calon pekerja.
Untuk mendapati manajer perusahaan yang berkompeten,
tentulah tidak mudah. Diperlukan seleksi dengan ujian-ujian dengan cara yang
berbeda dengan cara merekrut calon karyawan biasa. Manajer adalah seorang yang
mengatur dan mengarahkan organisasi untuk mengejar cita-cita perusahaan. Maka
dari itu, untuk mendapatkan manajer yang berkualitas, diadakan assessment centre, proses seleksi dengan
tes untuk mengeahui kompetensi dan karakteristik pelamar.
Dalam makalah ini penulis akan membahas rekrutmen
dan seleksi serta kompetensi dan assessment
centre yang perlu dilakukan suatu organisasi untuk mendapatkan sumber daya
manusia yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
kualitas dari organisasi tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja yang dibahas dalam materi rekrutmen dan seleksi?
2. Apa
saja yang dibahas dalam materi kompetensi dan assessment centre?
C. Tujuan
Pembahasan
Untuk mengetahui apa
saja yang dibahas dalam materi rekrutmen dan seleksi, serta kompetensi dan assessment centre.
BAB II
PEMBAHASAN
1 .REKRUITMEN DAN SELEKSI
A.
Pengertian
Rekrutmen dan Seleksi
Stoner, dkk. (1995) mengungkapkan bahwa rekrutmen
adalah proses pencarian sumber daya manusia untuk menemukan pemegang suatu
kekuasaan yang tepat dalam suatu perusahaan dengan mengumpulkan para calon
tersebut. Rekrutmen adalah
serangkaian kegiatan mencari dan membuat pelamar kerja tertarik dengan motivasi, kemampuan,
keahlian, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengisi kekurangan yang didapatkan dalam perencanaan kekaryawanan. Aktivitas rekrutmen dimulai pada saat calon dicari dan
berakhir saat lamaran mereka diserahkan (Simamora, 2004). Tujuan dari rekrutmen itu sendiri adalah untuk
mendapatkan calon pekerja sebanyak-banyaknya sehingga peluang untuk mendapatkan
sumber daya manusia terbaik yang sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan
lebih besar.
Proses
pemilihan calon pekerja disebut proses seleksi. Munandar
(2001) dalam bukunya mendefinisikan seleksi sebagai suatu keputusan untuk menerima atau menolak calon
pekerja tertentu berdasarkan kriteria kebutuhan sumber daya manusia perusahaan.
Koontz & Weihrich (1990) mengemukakan bahwa seleksi adalah proses memilih
para calon pekerja, baik dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi,
seseorang yang paling cocok untuk menempati posisi yang dibutuhkan.
Sebelum merekrut karyawan untuk suatu jabatan, recruiter harus membuat job description, yang merupakan
pernyataan tertulis mengenai uraian jabatan yang dibutuhkan. Setelah membuat job description, maka recruiter membuat hiring specification, yang merupakan uraian pendidikan, pengalaman,
dan keterampilan secara tertulis yang dibutuhkan untuk suatu posisi jabatan
yang dibutuhkan. Proses
rekrutmen, seleksi, dan penempatan dimulai dari pembuatan job description dan hiring
specification ini.
Salah merekrut orang dapat memberikan kerugian bagi
perusahaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif, salah
merekrut orang akan menurunkan performa kerja dan kualitas perusahaan. Secara
kuantitatif, hal tersebut akan merugikan negara dalam finansial.
B.
Tujuan
Rekrutmen dan Seleksi
1. Menemukan
sumber daya manusia yang memenuhi syarat bagi jabatan tertentu.
2. Untuk
mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum lama bekerja denan adanya
kesempatan promosi.
3.
Melaksanakan tanggung jawab perusahaan dalam usaha
menciptakan lapangan kerja.
4.
Mempertahankan
dan meningkatkan kualitas perusahaan dengan strategi, wawasan, dan nilai
perusahaan.
C. Tahap-Tahap Rekrutmen dan Seleksi
1.
Menarik Calon Karyawan
Proses rekrutmen dimulai dari pencarian calon pekerja dalam sebuah
perusahaan sampai lamaran calon karyawan diterima. Ada beberapa cara untuk
menarik calon tenaga kerja yang akan ditempatkan pada suatu jabatam,
diantaranya :
a.
Merekrut dari dalam
Merekrut dari dalam berarti mencari tenaga kerja dari dalam organisasi itu
sendiri. Merekrut dari dalam ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya :
1.
Menanyakan seseorang yang berpotensi kepada karyawan
Pimpinan
organisasi dapat bertanya kepada karyawan untuk merekomendasikan seseorang yang
memiliki potensi untuk menduduki sebuah jabatan. Keuntungan meminta rekomendasi
dari karyawan adalah hal ini dapat mengurangi biaya mencari calon dan waktu
pencarian lebih cepat. Namun, kekurangan dari cara ini adalah karyawan yang
dimintai rekomendasi cenderung merekomendasikan orang terdekatnya sehingga
nepotisme sulit untuk dicegah.
2.
Mencari arsip pelamar
Pimpinan perusahaan atau manajer SDM biasanya menyimpan lamaran yang masuk
paling lama dua belas bulan. Hampir setiap saat perusahaan mendapatkan lamaran
pekerjaan. Lamaran pekerjaan yang masuk tersebut sengaja disimpan untuk apabila
sewaktu-waktu membutuhkan sumber daya manusia baru di suatu jabatan.
3.
Mengumumkan di dalam perusahaan
Perusahaan
membuka peluang bagi karyawannya untuk menduduki suatu jabatan yang mungkin
adalah impiannya, yang tentunya dengan kriteria yang ditentukan oleh perusahaan
tersebut.
b.
Merekrut dari luar
Mencari calon tenaga kerja dari luar
organisasi.
1.
Membuat iklan lowongan
Iklan
lowongan yang dibuat sebaiknya bukan hanya sebagai pemberitahuan, namun juga
sebagai ajakan yang menarik bagi para pelamar yang memenuhi kriteria yang
dibutuhkan untuk melamar pekerjaan di perusahaan tersebut.
2.
Menggunakan jasa dinas tenaga kerja
Balai
Latihan Kerja (BLK) merupakan salah satu lembaga dibawah Departemen Tenaga
Kerja yang dapat mengirimkan calon yang diinginkan perusahaan. Namun, calon
tenaga kerja yang dikirimkan tidak berarti ia akan langsung diterima dalam
perusahaan tersebut. Perusahaan tetap memiliki standar kriteria untuk menerima
calon karyawannya.
3.
Menggunakan jasa pencari tenaga kerja
Banyak perusahaan
di luar Pulau Jawa yang menggunakan cara ini untuk mendapatkan tenaga kerja
terampil di bidang manufaktur karena cara ini dinilai lebih cepat dan lebih
menghemat biaya.
4.
Memanfaatkan jasa konsultan dan headhunter
Biasanya perusahaan yang mencari pekerja profesional di bidang manajerial
menggunakan jasa ini.
5.
Rekrutmen secara langsung di kampus
Rekrutmen
secara langsung biasanya dilakukan jauh hari sebelum kegiatan wisuda. Hal ini
merupakan suatu kampanye dari perusahaan bahwa mereka sedang mengadakan open recruitment. Banyak
perusahaan-perusahaan besar melakukan hal ini.
6.
Menggunakan organisasi profes
Untuk mencari tenaga kerja profesional dapat meminta bantuan ke organisasi
profesi. Organisasi profesi di Indonesia, diantaranya Ikatan Akuntansi
Indonesia (IKI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), dan sebagainya.
2.
Seleksi Calon Karyawan
1.
Seleksi surat lamaran
Surat
lamaran dikelompokkan antara yang memenuhi kriteria dan yang tidak memenuhi
kriteria. Yang memenuhi kriteria akan dipanggil untuk menghadiri seleksi
selanjutnya.
2.
Wawancara pertama
Wawancara
ini dilakukan untuk menggali lebih dalam kelebihan dari calon karyawan. Data
yang lebih lengkap bisa didapatkan. Hasil wawancara dengan setiap calon
karyawan kemudian dibandingkan satu sama lain untuk menemukan siapa yang lebih
cocok untuk menjadi karyawan dalam perusahaan tersebut.
3.
Ujian atau tes
a.
Tes inteligensi, merupakan tes kognisi pelamar. Merupakan bagian
dari tes psikologi.
b.
Tes kemampuan numeracy,
biasanya digabung dengan tes
accuracy, merupakan
tes kemampuan berhitung dengan cepat dan
ketelitian serta ketepatan dalam
berhitung. Tes ini merupakan
bagian dari tes psikologi.
c.
Tes kemampuan dan keterampilan teknis. Tes untuk
mengetahui
keterampilan pelamar. Pelamar
melakukan sendiri unjuk
keterampilan. Bahan tes disiapkan
oleh pihak unit kerja.
d.
Tes pengetahuan umum. Pelamar akan ditanya mengenai
fenomena
umum yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
e.
Tes psikologi, untuk mengetahui psikis pelamar. Namun
tes
psikologi ini tetap harus dibuktukan
dengan tes wawancara. Karena
tes psikologi hasilnya tidak selalu
akurat. Hasil tes psikologi dapat
dipengaruhi oleh faktor fisik,
psikis, dan sebagainya.
f.
Tes dexterity, merupakan tes untuk mengetahui
kecekatan tangan. Hal ini dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan tenaga
kerja yang cekatan.
g.
Tes daya tahan
fisik, biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
membutuhkan karyawan yang memiliki ketahanan
fisik.
4.
Penilaian akhir
Hasil dari
tahap sebelumnya dinilai sampai ditentukan siapa yang akan diterima dan siapa
yang akan ditolak.
5.
Wawancara akhir
Calon
karyawan yang diterima diberi tahu kebijakan-kebijakan perusahaan. Apabila
calon karyawan menyetujuinya maka ia diterima bekerja di perusahaan.
6.
Penerimaan
Calon
karyawan mendapat surat keterangan diterima kerja dengan beberapa persyaratan
kerja. Karyawan diminta menandatangani kontrak kerja.
D.
Langkah-Langkah
Rekrutmen dan Seleksi
1.
Analisa Jabatan
Analisa jabatan adalah menganalisa
tugas, hak, dan kewajiban suatu kedudukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menganalisa jabatan, diantaranya :
1.
Pengertian jabatan.
2.
Tugas dari jabatan tersebut.
3.
Cara melakukan tugas dari jabatan tersebut.
4.
Alasan harus melakukan tugas tersebut.
2.
Pemilihan Pekerja Baru
Menentukan calon pekerja mana yang
dianggap paling cocok untuk menduduki suatu jabatan.
Langkah-langkah yang biasa dilakukan saat pelaksanaan
rekrutmen dan seleksi diantaranya :
1.
Memperhatikan lowongan jabatan dan jumlah pekerja yang
dibutuhkan.
2.
Melakukan analisa jabatan.
3.
Menentukan dimana calon pekerja yang cocok dicari.
4.
Menentukan metode yang digunakan yang sesuai dengan
jabatan yang dicari.
5.
Menghadirkan calon pekerja yang dianggap sesuai dengan
kriteria kebutuhan.
6.
Menyeleksi calon pekerja.
7.
Melakukan penawaran kerja
E.
Sistem
Seleksi
Seleksi adalah proses
mengidentifikasi kecocokan terbaik di antara jabatan dan orang, baik kandidat
internal (penempatan maupun promosi) dan pelamar eksternal (rekrutmen dan
seleksi karyawan baru). Dalam kaitan dengan assessment centre, sistem seleksi
berdasarkan pada konsep dasar yaitu semakin tinggi kecocokan di antara
persyaratan suatu jabatan dan kompetensi pemegang jabatan akan semakin tinggi
pula kinerja dan kepuasan individu. Maka dari itu efektivitas pencocokan
jabatan-orang bergantung pada :
1.
Akurasi penilaian kompetensi individu
2.
Model kompetensi untuk jabatan tersebut
3.
Metode penilaian taraf kecocokan jabatan-orang
Sistem seleksi merupakan
hal penting dalam masalah sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Sebagus
apapun sistem pelatihan dan pengembangan suatu organisasi, sekuat apapun sistem
manajemen dan kepemimpinan suatu organisasi sebaik apapun sistem kompensasi
yang diterapkan, semuanya tidak akan pernah mencapai efektivitas maksimal jika
sistem seleksi tidak berjalan dengan semestinya.
F.
Kendala-Kendala
Rekruitmen
(Siagan, 1999) Tiga bentuk kendala
dalam hal rekrutmen, diantaranya :
1.
Kendala dari dalam organisasi
2.
Kebiasaan HRD
3.
Faktor eksternal organisasi
Kendala-kendala
tersebut secara umum, diantaranya :
1.
Sulit untuk mengukur standar kriteria yang obyektif
2.
Sulit untuk mendapatkan penyeleksi yang obyektif
penilaiannya
3.
Sulit untuk mendapati kejujuran dari calon karyawan
Mengatasi
kendala-kendala rekrutmen :
1.
Aturan posisi jabatan dirincikan dengan jelas
2.
Mencantumkan kriteria-kriteria yang dibutuhkan
sejelas-jelasnya sesuai dengan kebutuhn agar pelamar lebih mudah untuk disaring
3.
Aturan dan penilaian diberitahukan kepada pelamar agar
pelamar bisa lebih maksimal dan mengetahui apa yang harus ditingkatkan
2. KOMPETENSI
DAN ASSESMENT CENTRE
A.
Pengertian
Kompetensi dan Assessment Centre
Kompetensi adalah efektivitas individu dalam
mengerjakan tanggung jawabnya yang didasari oleh karakteristiknya. Kompetensi
juga dapat dikatakan sebagai karakteristik dan perilaku individu yang d apat
dinilai yang menjadikan individu dapat diketahui kemampuan ia dalam
menyelesaikan masalahnya.
Assessment adalah
serangkaian tes untuk mengetahui karakteristik dan kompetensi pelamar. Assessment centre pertama kali dilakukan
oleh perusahaan American Telephone &
Telegraph Company (A. T. & T.) yang disebut metode ‘pusat penaksiran’
pada perusahaan (Crooks, 1973). Istilah assessment
centre digunakan untuk menyebut sebuah proses, prosedur atau metode
pendekatan untuk menilai dan mengukur kompetensi orang. Sebuah assessment
centre mengkombinasikan tujuan teknis penilaian yang akurat dengan tujuan
konsultasi dalam hal rasa penerimaan dan kepemilikan. Secara praktis, assesment centre dapat dipahami sebagai
suatu proses penilaian yang canggih dan didesain secara khusus untuk meminimalkan
timbulnya penyimpangan sehingga peserta dapat memperoleh kesempatan setara yang
luas untuk mengungkapkan potensi maupun kompetensinya dalam seperangkat
evaluasi yang terstandarisasi (Prihadi, 2004).
B.
Cara
Menentukan Kompetensi
1. Perlu
menentukan fungsi-fungsi khusus pada suatu posisi terlebih dahulu.
2. Mempelajari
secara khusus bagaimanakah aktivitas dalam proses mengerjakan pekerjaan
tersebut dapat dilaksanakan.
3. Menentukan
kompetensi apa yang diperlukan pada posisi jabatan tersebut.
C.
Cara Mengembangkan
Sistem Kompetensi
1. Mengidentifikasi
pekerjaan pada posisi-posisi kunci dari deskripsi jabatan yang nantinya akan
dibuat sebagai kompetensi modelnya.
2. Melakukan
analisis jabatan lebih mendalam mengenai proses kerja yang sangat penting,
yaitu cara kerja, waktu kerja, hubungan kerja, tanggung jawab pada
posisi-posisi kunci tersebut.
3. Melakukan survey mengenai kompetensi yang
dibutuhkan agar dapat berhasil melaksanakan pekerjaan nantinya.
4. Apabila
diperlukan, melakukan survey mengenai
kompetensi yang dibutuhkan dengan bercermin pada pelakunya dan masukan dari
atasan langsungnya.
5. Dari semua
masukan dan kesimpulan yang ada tersebut, selanjutnya membuat daftar tentang
jenis kompetensi apa saja yang diperlukan pada posisi tertentu.
6. Menguraikan
makna dari setiap jenis kompetensi yang telah disimpulkan. Hal ini untuk
menyamakan persepsi mengenai suatu jenis kompetensi.
7. Menentukan
skala tingkat penguasaan kompetensi yang ingin dibuat. Misalnya, skala 1
(sangat rendah), skala 2 (rendah), skala 3 (sedang), skala 4 ( baik), skala 5
(sangat baik).
8. Membuat
penjelasan dari suatu jenis kompetensi ke dalam skala yang telah dibuat.
Misalnya, kompetensi komunikasi tertulis. Kompetensi ini skala basic-nya adalah
mampu menulis memo dan surat saja, mampu menulis laporan dengan analis minimal,
menulis laporan disertai analis lebih mendalam dalam bentuk grafik dan gambar,
menuliskan laporan berisikan pendapat, analis dengan dukungan dan fakta dengan
konsep dan variabel yang rumit dan lengkap.
9. Menguji
kembali setiap data kompetensi yang telah dibuat, agar dapat diaplikasikan di
lapangan dan sesuai kebutuhan organisasi.
D.
Tujuan dan
sasaran analisis kompetensi
1. Menjamin
pelaksanaan sistem personalia yang digunakan benar-benar berfokus dan sangat produktif.
Penggunaan analisis kompetensi yang dirancang dengan baik dan benar akan dapat
memberikan informasi secara rinci dan akurat perihal tugas pekerjaan dan
karakteristik pekerjaan sehingga memudahkan rancangan sistem sumber daya
manusia dalam perencanaannya.
2. Terciptanya
perekat untuk membentuk suatu sistem personalia yang terpadu dan terarah.
E.
Tujuan Assesment Centre
Kraut (1976)
mengungkapkan tujuan assessment centres,
diantaranya :
1.
Menyeleksi tenaga kerja yang dianggap bagus untuk
ditempatkan di jabatan manajerial.
2.
Mengidentifikasi pekerja yang memiliki kompetensi
manajerial
3.
Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan kompetensi yang
mereka miliki.
4.
Membantu para pekerja untuk mengetahui bakat mereka
dan mengembangkan bakatnya untuk mengaktualisasi dirinya.
Assessment centres tidak hanya dilakukan untuk
menyeleksi calon manajer, namun juga jabatan-jabatan lain (de Wolff, 1977).
F.
Manfaat Assessment Centre
Banyak manfaat yang didapat dari penilaian pekerja,
yaitu :
1.
Perbaikan
kinerja karyawan untuk perusahaan
2.
Penyesuaian
kompetensi
3.
Keputusan
penempatan
4.
Kebutuhan
pelatihan,`penempatan, dan pengembangan karir
5.
Tantangan-tantangan
eksternal
6.
Umpan balik pada
sumber daya manusia
G.
Proses Assessment Centre
1.
Mengidentifikasi kompetensi bidang manajerial.
Pada tahap ini diperkenalkan apa saja kebutuhan
jabatan manajerial tertentu.
2.
Mengembangkan alat-alat penaksiran.
Alat penaksiran diantaranya tes-tes
simulasi dan teknik wawancara.
3.
Menetapkan calon manajer untuk diberi tes.
Calon dientukan oleh manajemen
bidang masing masing atau pengajuan dari karyawan sendiri.
4.
Penetapan penaksir atau assessor.
Penaksir berasal dari lulusan sarjana psikologi dan
para manajer di bidangnya dalam perusahaan asal yang sudah lulus pelatihan assessor.
5.
Pelaksanaan assessment.
Assessment biasanya
dilakukan selama satu atau dua hari. Di Indonesia, pada hari pertama biasanya assessees diberi penjelasan maksud,
tujuan, dan proses assessment centre,
diikuti dengan tes simulasi in-basket exercise,
diskusi kelompok, role-play, management game, pemberian tes-tes
psikologi dan wawancara.
6.
Proses membuat laporan hasil penaksiran para assessee.
Tiap satu assessee dinilai oleh lebih dari satu assesssor. Laporan penilaian dibuat kemudian diserahkan kepada
perusahaan.
7.
Pemberian umpan balik.
Laporan hasil penaksiran diberikan
kepada yang kemudian menjadi manajer supaya ia tetap mempertahankan
kompetensinya bahkan meningkatkannya.
H.
Metode-Metode
Assessment
Pusat
penaksiran atau assessment centre menggunakan metode assessment ganda. Tidak hanyak tes-tes psikologis (tes kecakapan,
tes mental, dan sebagainya), namun juga menggunakan beberapa teknik simulasi,
diantaranya:
2. Management Business Game
Para assessee dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang pada tiap
kelompok terdapat peran manajer umum, manajer keuangan, manajer pemasaran,
manajer produksi, dan manajer personalia. Masing-masing saling bersaing
melakukan tugasnya, membuat perencanaan dan anggaran tahunan selama beberapa
tahun, dihitung berapa yang diproduksi, berapa yang terjual, berapa keuntungan
atau kerugian, melaporkan hasilnya ke panitia assessor tiap catur-wulan, yang dalam kenyataan hanya berjalan dua
hari.
3.
Leaderless
Group Discussion dan Role Play
Para assessee dibagi menjadi kelompok kecil berisikan enam orang. Tiap
kelompok diberikan suatu permasalahan tanpa adanya ketua kelompok.
Masing-masing orang dalam kelompk mendapatkan masalah dan data untuk dipelajari
sekitar setengah jam. Diskusi dilaksanakan selama satu jam. Kelompok bisa juga
menentukan sendiri masalah diskusi. Ada pula kelompok yang tiap anggotanya
bereran sebagai manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran, manajer
penjualan, manajer SDM, dan general
manager.
4. Inbasket Exercise
Peserta diberikan tumpukan surat
masuk yang berisi masalah-masalah. Ada masalah yang penting, tidak penting,
relevan, dan tidak relevan. Peserta diminta menyelesaikan masalah-masalah yang
ia dapatkan yang ada dalam surat dengan data yang hanya ada di surat-surat tersebut
dalam waktu satu jam.
5.
Menulis Laporan dan Penyajian Lisan dari Laporan
Tiap peserta diminta membuat laporan
selama satu jam berdasarkan data-data yang tersedia yang kemudian harus
disampaikan secara lisan kepada direksi. Peserta diberi kesempatan untuk
mempersiapkan bahan-bahan yang akan disajikan selama setengah jam.
6.
Wawacara
Peserta diwawancara secara dalam.
I.
Dimensi-Dimensi
yang Dinilai
Proses analisis kemampuan jabatan manajerial menetapkan dimensi-dimensi.
Tiap kompetensi dapat ditemukan dalam jabatan manajerial dalam skala tertentu. Dimensi
yang mendapat nilai yang tertinggi :
“Memperlihatkan kemajuan yang
teraturdalam melakukan suatu pekerjan,dimana kegiatan saling berkesinambungan
secara tepat.Prioritas tepat, skala waktu realistis, jawaban memperlihatkan
arah dan rencana yang jelas dalam organisasi.
Dimensi dengan nilai rendah :
“Dalam memaparkan sesuatu sering
tidak ada arah dan tidak teratur. Pemikiran kegiatan tidak disusun dengan baik,
memikirkan detil-detil tidak pemtinh. Tidak mempertimbangkan waktu yang
terbatas.”
J.
Tenaga Ahli
dari Pusat Penaksiran
Tenaga ahli
dipimpin oleh seorang direktur, bisa juga oleh psikolog industri dan
organisasi. Para assessor terdiri
dari sarjana psikologi yang berwenang untuk praktek, para manajer senior
perusahaan yang ditugasi bekerja di pusat penaksiran. Para assessor manajer senior mendapatkan pelatihan dengan waku yang
bervariasi, dari lima jam sampai lima belas hari.
BAB III
PENUTUP
Rekruitmen adalah proses mengumpulkan
sejumlah orang dari dalam maupun dari luar organisasi sebagai calon tenaga
kerja dengan kompetensi seperti yang telah ditetapkan kriteria perusahaan. Seleksi
adalah usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang tepat untuk kedudukan jabatan
yang dibutuhkan. Proses seleksi ini memerlukan waktu dan ketelitian, jangan
sampai memilih tenaga kerja yang salah karena akan merugikan perusahaan, baik
secara kualitas dan kuantitas (finansial).
Kompetensi adalah
kemampuan dan karakteristik individu untuk melakukan tanggungjawabnya dengan
baik. Untuk mengetahui kompetensi calon pegawai, maka perlu dilakukan assessment centre. Assessment centre adalah serangkaian tes untuk mengetahui
karakteristik dan kompetensi pelamar. Untuk mendapatkan manajer yang
berkualitas, maka melakukan assessment centre ini adalah sebuah kewajiban untuk
mendapatkan seseorang yang tepat dalam mengatur aktivitas organisasi dalam
suatu perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Mochtar, A., Ananda, F. R.,
Sanuria, P., Rahayu, R. M., Kusuma, W. (2015). Makalah manajemen sumber daya manusia rekruitmen dan seleksi.
Retrieved from http://www.slideshare.net/putriLaila/makalah-msdm-rekruitmen-dan-seleksi-karyawan.
Moeheriono.
(2010). Pengukuran kinerja berbasis
kompetensi. Bogor : Ghalia Indonesia.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Prihadi,
S. F. (2004). Assessment centre identifikasi, pengukuran, dan pengembangan
kompetensi. Jakarta : PT Gramedia.
Putra, I. R. (n.d.). Rekrutmen dan seleksi serta penempatan
posisi kerja. Retrieved from http://digilib.uinsby.ac.id/961/3/Bab%202.pdf
Syahmuharnis. (2013). Assessment
center : tidak ada matinya. Human Capital Journal, 24, 9-21. Retrieved from http://humancapitaljournal.com/data/wp-content/uploads/2014/12/HCJ-24-edisi-June-2013-cvr-story-assesment-center.pdf.
Waluyo, M. (2013). Psikologi industri. Jakarta Barat :
Akademia Permata.
1 Komentar:
sanagat bermanfaat
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda