Sabtu, 29 Oktober 2016

PENGANTAR PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI



PENGANTAR PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
DEFINISI PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Psikologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang tingkah laku dan proses mental manusia secara sistematik. Tujuannya untuk menguraikan, menjelaskan dan meramalkan tingkah laku dan proses mental manusia ke arah peningkatan kualitas hidup. Sedangkan organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh orang-orang, atau kelompok-kelompok dengan kekuasaan yang diperlukan untuk pelaksanaan itu, sehingga kewajiban yang dilaksanakan demikian itu memberikan saluran-saluran yang terbaik bagi penyelenggaraan usaha yang efisien, teratur, positif, dan dikoordinasikan. Oleh karena itu, psikologi industri dan organisasi didefinisikan sebagai sebuah kajian sistematis mengenai tingkah laku dan proses mental manusia yang berkaitan dengan pekerjaannya dalam sebuah organisasi industri. Dalam psikologi industri dan organisasi, ahli-ahli mengaplikasikan kaedah, teknik dan pengetahuan psikologi kedalam pekerjaan untuk menjelaskan tentang tingkah laku kerja dan proses mental pekerja dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kualitas kerja dalam suatu organisasi perusahaan.


B.   PENGERTIAN PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Menurut Miner (1992), psikologi industri dan organisasi merupakan aplikasi yang diperoleh, baik dari teori maupun penelitian yang mempelajari masalah-masalah manusia di dalam organisasi, dan hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan sumber daya manusia di dalam organisasi. Psikologi industri dan organisasi merupakan prinsip-prinsip (misal: prinsip motivasi) dan metode-metode psikologi dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan perilaku manusia di tempat kerjanya (Berry & Houston, 1993). Selain itu, Munandar (2004) menyampaikan bahwa psikologi industri dan organisasi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan konsumen, baik secara perorangan maupun kelompok. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi industri dan organisasi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia terkait dengan perannya sebagai tenaga kerja dan konsumen dalam suatu organisasi baik secara perorangan maupun kelompok.


C.  SEJARAH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Perkembangan psikologi industri dan organisasi dimulai pada tahun 1901 ketika Walter Dill Scott berbicara tentang kemungkinan penggunaan psikologi dalam periklanan. Kemudian pada tahun 1903 ia menerbitkan bukunya yang berjudul The Theory of Advertising, yang dipandang sebagai buku pertama yang membahas tentang psikologi dengan suatu aspek tentang dunia kerja (Schultz, 1982). Pada tahun 1913 terbit buku lain dengan judul The Psychology of Industrial Efficiency karya Hugo Muensterberg yang membahas lebih luas bidang psikologi industri. Frederick Winslow Taylor, seorang sarjana teknik, mempelopori gerakan “scientific manajement”, yaitu gerakan mencari cara yang paling efiesien untuk melakukan suatu pekerjaan dan menciptakan alat mekanik yang sesuai dengan tubuh manusia. Pada masa itu mulailah para sarjana psikologi melakukan eksperimen bersama para sarjana teknik industri dengan objek studi baru mengenai penyesuaian lingkungan kerja fisik, peralatan kerja dan proses kerja dengan kemampuan fisik dan psikis tenaga kerja. Pada tahun 1960-an psikologi mulai diterapkan di bidang penjualan dengan mengadakan penelitian perilaku konsumen. Sehubungan dengan itu maka dimulai kegiatan promosi melalui berbagai media untuk menarik konsumen.
Teori kepemimpinan dari Fred Fiedler menjadi awal tumbuhnya teori-teori organisasi. Pada tahun 1960-an teori orghanisasi berkembang sangat pesat di Inggris dan di Amerika. Istilah Psikologi Industri dan Organisasi sendiri mulai digunakan dikalangan akademisi dan praktisi pada tahun 1971. Psikologi Industri dan Organisasi ini tidak hanya membicarakan hal-hal tradisional namun sudah mulai memasukkan faktor organisasi seperti kepemimpinan dan komunikasi dalam organisasi.
Di Indonesia, Psikologi Industri dan Organisasi baru dikenal dan dikembangkan pada tahun 1950-an. Pada tanggal 3 Maret 1953, dibawah pimpinan Prof. Dr. Slamet Imam Santoso, didirikan Lembaga Pendidikan Asisten Psikologi dan Balai Psychotechnick dari Kemenbud dilebur ke dalamnya menjadi bagian Psikologi Kejuruan dan Perusahaan. Lembaga Pendidikan Psikologi berkembang menjadi jurusa psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan menjadi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 1960. Bagian Psikologi Kejuruan dan Perusahaan sekarang menjadi Bagian Psikologi Industri dan Organisasi.


D.  RUANG LINGKUP PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
a.       Psikologi Industri dan Organisasi sebagai Ilmu
Masih menerapkan temuan-temuan dari psikologi pada umumnya, psikologi industri pada khususnya ke dalam industri dan organisasi.
b.      Psikologi Industri dan Organisasi Mempelajari Perilaku Manusia
Yang dimaksudkan dengan perilaku manusia adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang secara langsung dapat diamati, seperti berjalan, melompat, menulis, duduk, berbicara dan sebagainya, maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, seperti berpikir, perasaan, motivasi dan sebagainya.
c.       Perilaku manusia dipelajari dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen
Dalam hal ini manusia dipelajari dalam interaksi denga pekerjaannya, dengan lingkungan fisik dan lingkungan psiko-sosialnya. Sebagai tenaga kerja manusia menjadi anggota organisasi industri dan sebagai konsumen manusia menjadi pengguna dari produk atau jasa dari organisasi perusahaan.
d.      Perilaku manusia dipelajari secra perorangan dan secara kelompok
Dalam hubungan ini dipelajari bagaimana dampak suatu kelompok atau unit kerja terhadap perilaku seorang tenaga kerja dan sebaliknya. Selain itu juga dipelajari sejauh mana struktur, pola dan jenis organisasi mempengaruhi tenaga kerjanya, terhadap kelompok tenaga kerja dan terhadap seorang tenaga kerja.


E.   TEORI PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
1.    TEORI MOTIVASI
          Berikut beberapa teori motivasi dari beberapa ahli:
1)   Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow
Pada tahun 1943 Abraham Maslow mengembangkan teori hierarkhi kebutuhan (hierarchy of needs). Maslow membagi lima tingkatan kebutuhan tyang harus dipenuhi manusia yaitu fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Menurut Maslow, kebutuhan manusia yang paling utama adalah kebutuhan fisiologis. Setelah kebutuhan yang pertama ini terpenuhi barulah meninjak pada kebutuhan yang kedua dan seterusnya. Proses ini berjalan terus sampai akhirnya terpenuhi kebutuhan yang terakhir yaitu aktualisasi diri.
2)   Teori motivasi Prestasi dari McClelland
Teori ini dikembangakan oleh David McClelland, menurutnya seeorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia memounyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi. McClelland memusatkan perhatiaannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu: prestasi (need of achevement), afiliasi (need of affiliation), dan kekuasaan (need for power), karena ketiga kebutuhan ini telah terbukti merupakan unsur-unsur penting dalam penentuan prestasi pribadi dalam berbagai situasi kerja dan cara hidup.
3)   Teori X dan Teori Y dari McGregor
McGregor, seorang psikolog sosial Amerika mengembangkan teori motivasi yang digabungkan menjadi motivasi internal dan eksternal. Gregor juga meneliti tentang motivasi dan perilaku umum pada angota organisasi. Teori dasar mengenai perilaku manusia dijadikan menjadi dua yang disebut dengan teori X dan teori Y.
Anggapan-anggapan yang mendasari teori X :
a.     Rata-rata pekerja itu malas
b.    Harus dipaksa, dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi
c.     Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing
Teori X masih banyak digunakan dalam organisasi,namun teori X tidak dapat menjawab seluruh fakta-fakta yang terjadi dalam organisasi. Maka McGregor menjawabnya dengan teori Y.
 Anggapan-anggapan teori Y :
a.     Usaha fisik dari mental yang dikeluarkan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia
b.    Rata-rata manusia bersedia belajar
c.     Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan
d.    Hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi
e.     Keterikatan pada tujuan organisasi
f.      Organisasi seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya
Anggapan dalam teori Y dianggap lebih mampu mengarahklan tercapainya motivasi yang lebih tinggi. Dasar utama teori Y adalah integrasi dan kerjasama. Motivasi eksternal cukup fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan setiap keunikan orang dalam organisasi.
4)   Teori Motivasi “Higienis” dari Herzberg
Tergabung dalam satu tim “Psychological Service Pittsburgh” yang mengemukakan teori motivasi higienis (Motivation Hygiene Theory) atau sering disingkat teori M-H atau teori 2 faktor. Berdasarkan penelitian ada beberpa faktor yang mempengaruhi kerja seseorang yaitu motivasi dan faktor higienis. Faktor higienis sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor tersebut yaitu suasana kerja, hubungan antar pribadi,gaji, teknik pengawasan, serta kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.

2.    TEORI KEPEMIMPINAN
1)   Teori Trait
Teori ini sering disebut juga dengan teori “Great Man” , menyatakan bahwa seorang itu dilahirkan membawa atau tidak membawa ciri/sifat (traits) yang diperlukan bagi seorang pemimpin. Pemimpin itu dilahirkan bukan dibuat, sebabindividu yang lahir telah membawa ciri-ciri rtertentu. Menurut Keith Davis, ada 4 ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan pemimpin dalam organisasi: ‘
a.     Kecerdasan (intelegence)
b.    Kedewasaan soial dan hubungan sosial yang luas (social maturity and breadth)
c.     Motivasi diri dan dorongan berprestasi
d.    Sikap-sikap hubungan manusiawi
Teori trait dalam kepemimpinan ini, bersifat deskriptif tetapi dengan nilai analitis dan prediktif rendah.
2)   Teori Kelompok
Teori kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangakan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya. Kepemimpinan itu suatu proses pertukaran (exchange process) antara pemimpin dan pengikutnya, yang melibatkan konsep sosiologis tentang peranan yang diharapkan kedua belah pihak. Penelitian psikologi sosial dapat digunakan untuk membantu penerapan konsep pertukaran dan peranan tersebut pada proses kepemimpinan.

3)   Teori Situasional
Fred Fiedler mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan, yang dikenal dengan congtingency model of leadership effectiveness. Model ini menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan/menyenangkan. Situasi tersebut digambarkan Fiedler dalam 3 dimensi empiris yaitu hubungan pimpinan anggota, tingkat dalam struktur tugas, dan posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan melalui wewenang formal. Situasi-situasi itu menguntungkan bagi pemimpin bila ketiga dimensi diatas adalah berderajat tinggi.

4)   Teori Path-Goal
Teori Path Goal menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan (terutama perilaku pemimpin) terhadap motivasi kepuasan dan pelaksanaan kerja bawahan. Teori ini memuat 4 tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin yaitu :
a.     Kepemimpinan direktif (directive leadership), bawahan tau secara jelas apa yang diharapkan dari mereka dan perintah-perintah khusus diberikan oleh pemimpin.
b.    Kepemimpinan suportif (supportive leadeship, pemimpin yang selalu bersedia menjalankan, sebagai teman, mudah didekati dan menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi bawahannya.
c.     Kepemimpinan partisipatif (participative leadership), pemimpin meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahan, tetapi masih membuat keputusan.
d.    Kepemimpinan berorientasi prestasi (achievement oriented leadership), pemimpin mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan yang menarik bagi bawahan, merangsang bawahan untuk mencapai tujuan tersebut dan melaksanakannya dengan baik.


F.   TOKOH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
1.    Walter Dill Scott
Pada tahun 1901 ia mengatakan tentang kemungkinan penggunaan psikologi dalam periklanan. Kemudian pada tahun 1903 ia menerbitkan sebuah buku berjudul The Theory of Advertising.
2.    James McKeen Cattell
Ia adalah orang pertama yang menggunakan alat tes untuk seleksi, bertujuan untuk mengukur perbedaan kapasitas intelektual individu.
3.    Hugo Mustenberg
Pada tahun 1913 ia mengelurakan sebuah buku berjudul Psychology of Industrial Efficiency. Ia mengemukakan bahwa efisiensi diperoleh dari tiga hal yaitu metode seleksi karyawan, metode pelatihan dan strategi desain kerja dan tata letak.
4.    Fredrick Winslow Taylor
Ia adalah seorang sarjana teknik yang mempelopori gerakan “scientific manajement”. Ia menekankan studi analisis waktu dan gerakan. Ia juga menciptakan berbagai alat mekanik yang disesuaikan dengan struktur faal badan manusia.












REFERENSI
As’ad, M. (2004). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Edisi Ke-empat.
Mad Shah, Ishak. (2002). Pengenalan Psikologi Industri dan Organisasi. Malaysia: UTM.
Munandar ., A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.
Supardi., dan Anwar, Syaiful. (2004). Dasar-dasar Perilaku Organisasi. Yogyakarta: UII Press.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda