PENGANTAR PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
PENGANTAR PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
DEFINISI PSIKOLOGI
INDUSTRI DAN ORGANISASI
Psikologi
merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang tingkah laku dan proses mental
manusia secara sistematik. Tujuannya untuk menguraikan, menjelaskan dan
meramalkan tingkah laku dan proses mental manusia ke arah peningkatan kualitas
hidup. Sedangkan organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh orang-orang, atau kelompok-kelompok dengan kekuasaan yang
diperlukan untuk pelaksanaan itu, sehingga kewajiban yang dilaksanakan demikian
itu memberikan saluran-saluran yang terbaik bagi penyelenggaraan usaha yang
efisien, teratur, positif, dan dikoordinasikan. Oleh karena itu, psikologi
industri dan organisasi didefinisikan sebagai sebuah kajian sistematis mengenai
tingkah laku dan proses mental manusia yang berkaitan dengan pekerjaannya dalam
sebuah organisasi industri. Dalam psikologi industri dan organisasi, ahli-ahli
mengaplikasikan kaedah, teknik dan pengetahuan psikologi kedalam pekerjaan
untuk menjelaskan tentang tingkah laku kerja dan proses mental pekerja dengan
tujuan untuk dapat meningkatkan kualitas kerja dalam suatu organisasi
perusahaan.
B.
PENGERTIAN
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Menurut
Miner (1992), psikologi industri dan organisasi merupakan aplikasi yang
diperoleh, baik dari teori maupun penelitian yang mempelajari masalah-masalah
manusia di dalam organisasi, dan hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan
sumber daya manusia di dalam organisasi. Psikologi industri dan organisasi
merupakan prinsip-prinsip (misal: prinsip motivasi) dan metode-metode psikologi
dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan perilaku manusia di tempat
kerjanya (Berry & Houston, 1993). Selain itu, Munandar (2004) menyampaikan
bahwa psikologi industri dan organisasi adalah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan konsumen, baik secara
perorangan maupun kelompok. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa psikologi industri dan organisasi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia terkait dengan perannya sebagai tenaga kerja dan konsumen
dalam suatu organisasi baik secara perorangan maupun kelompok.
C. SEJARAH PSIKOLOGI
INDUSTRI DAN ORGANISASI
Perkembangan
psikologi industri dan organisasi dimulai pada tahun 1901 ketika Walter Dill
Scott berbicara tentang kemungkinan penggunaan psikologi dalam periklanan.
Kemudian pada tahun 1903 ia menerbitkan bukunya yang berjudul The Theory of Advertising, yang
dipandang sebagai buku pertama yang membahas tentang psikologi dengan suatu
aspek tentang dunia kerja (Schultz, 1982). Pada tahun 1913 terbit buku lain
dengan judul The Psychology of Industrial
Efficiency karya Hugo Muensterberg yang membahas lebih luas bidang
psikologi industri. Frederick Winslow Taylor, seorang sarjana teknik,
mempelopori gerakan “scientific manajement”, yaitu gerakan mencari cara yang
paling efiesien untuk melakukan suatu pekerjaan dan menciptakan alat mekanik
yang sesuai dengan tubuh manusia. Pada masa itu mulailah para sarjana psikologi
melakukan eksperimen bersama para sarjana teknik industri dengan objek studi
baru mengenai penyesuaian lingkungan kerja fisik, peralatan kerja dan proses
kerja dengan kemampuan fisik dan psikis tenaga kerja. Pada tahun 1960-an
psikologi mulai diterapkan di bidang penjualan dengan mengadakan penelitian
perilaku konsumen. Sehubungan dengan itu maka dimulai kegiatan promosi melalui
berbagai media untuk menarik konsumen.
Teori
kepemimpinan dari Fred Fiedler menjadi awal tumbuhnya teori-teori organisasi.
Pada tahun 1960-an teori orghanisasi berkembang sangat pesat di Inggris dan di
Amerika. Istilah Psikologi Industri dan Organisasi sendiri mulai digunakan
dikalangan akademisi dan praktisi pada tahun 1971. Psikologi Industri dan
Organisasi ini tidak hanya membicarakan hal-hal tradisional namun sudah mulai
memasukkan faktor organisasi seperti kepemimpinan dan komunikasi dalam
organisasi.
Di
Indonesia, Psikologi Industri dan Organisasi baru dikenal dan dikembangkan pada
tahun 1950-an. Pada tanggal 3 Maret 1953, dibawah pimpinan Prof. Dr. Slamet
Imam Santoso, didirikan Lembaga Pendidikan Asisten Psikologi dan Balai
Psychotechnick dari Kemenbud dilebur ke dalamnya menjadi bagian Psikologi
Kejuruan dan Perusahaan. Lembaga Pendidikan Psikologi berkembang menjadi jurusa
psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan menjadi Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 1960. Bagian Psikologi Kejuruan dan
Perusahaan sekarang menjadi Bagian Psikologi Industri dan Organisasi.
D. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI
INDUSTRI DAN ORGANISASI
a.
Psikologi Industri dan Organisasi sebagai Ilmu
Masih
menerapkan temuan-temuan dari psikologi pada umumnya, psikologi industri pada
khususnya ke dalam industri dan organisasi.
b.
Psikologi Industri dan Organisasi Mempelajari Perilaku
Manusia
Yang dimaksudkan dengan perilaku
manusia adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang secara
langsung dapat diamati, seperti berjalan, melompat, menulis, duduk, berbicara
dan sebagainya, maupun yang tidak dapat diamati secara langsung, seperti
berpikir, perasaan, motivasi dan sebagainya.
c.
Perilaku manusia
dipelajari dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen
Dalam hal ini manusia dipelajari
dalam interaksi denga pekerjaannya, dengan lingkungan fisik dan lingkungan
psiko-sosialnya. Sebagai tenaga kerja manusia menjadi anggota organisasi
industri dan sebagai konsumen manusia menjadi pengguna dari produk atau jasa
dari organisasi perusahaan.
d.
Perilaku manusia
dipelajari secra perorangan dan secara kelompok
Dalam hubungan ini dipelajari
bagaimana dampak suatu kelompok atau unit kerja terhadap perilaku seorang
tenaga kerja dan sebaliknya. Selain itu juga dipelajari sejauh mana struktur,
pola dan jenis organisasi mempengaruhi tenaga kerjanya, terhadap kelompok
tenaga kerja dan terhadap seorang tenaga kerja.
E.
TEORI
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
1.
TEORI MOTIVASI
Berikut beberapa teori motivasi dari beberapa ahli:
1)
Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow
Pada tahun 1943 Abraham Maslow mengembangkan
teori hierarkhi kebutuhan (hierarchy of
needs). Maslow membagi lima tingkatan kebutuhan tyang harus dipenuhi
manusia yaitu fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
Menurut Maslow, kebutuhan manusia yang paling utama adalah kebutuhan
fisiologis. Setelah kebutuhan yang pertama ini terpenuhi barulah meninjak pada
kebutuhan yang kedua dan seterusnya. Proses ini berjalan terus sampai akhirnya
terpenuhi kebutuhan yang terakhir yaitu aktualisasi diri.
2)
Teori motivasi Prestasi dari McClelland
Teori ini dikembangakan oleh David McClelland,
menurutnya seeorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila
dia memounyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam
banyak situasi. McClelland memusatkan perhatiaannya pada tiga kebutuhan manusia
yaitu: prestasi (need of achevement),
afiliasi (need of affiliation), dan
kekuasaan (need for power), karena
ketiga kebutuhan ini telah terbukti merupakan unsur-unsur penting dalam
penentuan prestasi pribadi dalam berbagai situasi kerja dan cara hidup.
3)
Teori X dan Teori Y dari McGregor
McGregor, seorang psikolog sosial Amerika
mengembangkan teori motivasi yang digabungkan menjadi motivasi internal dan
eksternal. Gregor juga meneliti tentang motivasi dan perilaku umum pada angota
organisasi. Teori dasar mengenai perilaku manusia dijadikan menjadi dua yang
disebut dengan teori X dan teori Y.
Anggapan-anggapan yang mendasari teori X :
a.
Rata-rata pekerja itu malas
b.
Harus dipaksa, dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman
dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi
c.
Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing
Teori X masih banyak
digunakan dalam organisasi,namun teori X tidak dapat menjawab seluruh fakta-fakta
yang terjadi dalam organisasi. Maka McGregor menjawabnya dengan teori Y.
Anggapan-anggapan teori Y :
a.
Usaha fisik dari mental yang dikeluarkan manusia dalam
bekerja adalah kodrat manusia
b.
Rata-rata manusia bersedia belajar
c.
Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan
d.
Hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha
pencapaian tujuan organisasi
e.
Keterikatan pada tujuan organisasi
f.
Organisasi seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk
mewujudkan potensinya
Anggapan dalam teori Y
dianggap lebih mampu mengarahklan tercapainya motivasi yang lebih tinggi. Dasar
utama teori Y adalah integrasi dan kerjasama. Motivasi eksternal cukup
fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan setiap keunikan orang dalam
organisasi.
4)
Teori Motivasi “Higienis” dari Herzberg
Tergabung dalam satu tim “Psychological Service
Pittsburgh” yang mengemukakan teori motivasi higienis (Motivation Hygiene
Theory) atau sering disingkat teori M-H atau teori 2 faktor. Berdasarkan
penelitian ada beberpa faktor yang mempengaruhi kerja seseorang yaitu motivasi
dan faktor higienis. Faktor higienis sebagai sumber ketidakpuasan kerja.
Faktor-faktor tersebut yaitu suasana kerja, hubungan antar pribadi,gaji, teknik
pengawasan, serta kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
2.
TEORI KEPEMIMPINAN
1)
Teori Trait
Teori ini sering disebut juga dengan teori “Great
Man” , menyatakan bahwa seorang itu dilahirkan membawa atau tidak membawa
ciri/sifat (traits) yang diperlukan bagi seorang pemimpin. Pemimpin itu
dilahirkan bukan dibuat, sebabindividu yang lahir telah membawa ciri-ciri
rtertentu. Menurut Keith Davis, ada 4 ciri utama yang mempunyai pengaruh
terhadap kesuksesan pemimpin dalam organisasi: ‘
a.
Kecerdasan (intelegence)
b.
Kedewasaan soial dan hubungan sosial yang luas (social
maturity and breadth)
c.
Motivasi diri dan dorongan berprestasi
d.
Sikap-sikap hubungan manusiawi
Teori trait dalam
kepemimpinan ini, bersifat deskriptif tetapi dengan nilai analitis dan
prediktif rendah.
2)
Teori Kelompok
Teori kelompok dalam kepemimpinan (group theory
of leadership) dikembangakan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini
menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran
yang positif antara pemimpin dan bawahannya. Kepemimpinan itu suatu proses
pertukaran (exchange process) antara pemimpin dan pengikutnya, yang melibatkan
konsep sosiologis tentang peranan yang diharapkan kedua belah pihak. Penelitian
psikologi sosial dapat digunakan untuk membantu penerapan konsep pertukaran dan
peranan tersebut pada proses kepemimpinan.
3)
Teori Situasional
Fred Fiedler mengajukan sebuah model dasar
situasional bagi efektivitas kepemimpinan, yang dikenal dengan congtingency model of leadership
effectiveness. Model ini menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan
situasi yang menguntungkan/menyenangkan. Situasi tersebut digambarkan Fiedler
dalam 3 dimensi empiris yaitu hubungan pimpinan anggota, tingkat dalam struktur
tugas, dan posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan melalui wewenang formal.
Situasi-situasi itu menguntungkan bagi pemimpin bila ketiga dimensi diatas
adalah berderajat tinggi.
4)
Teori Path-Goal
Teori Path Goal menganalisa pengaruh (dampak)
kepemimpinan (terutama perilaku pemimpin) terhadap motivasi kepuasan dan
pelaksanaan kerja bawahan. Teori ini memuat 4 tipe atau gaya pokok perilaku
pemimpin yaitu :
a.
Kepemimpinan direktif (directive leadership), bawahan tau
secara jelas apa yang diharapkan dari mereka dan perintah-perintah khusus
diberikan oleh pemimpin.
b.
Kepemimpinan suportif (supportive leadeship, pemimpin
yang selalu bersedia menjalankan, sebagai teman, mudah didekati dan menunjukkan
diri sebagai orang sejati bagi bawahannya.
c.
Kepemimpinan partisipatif (participative leadership),
pemimpin meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahan, tetapi masih
membuat keputusan.
d.
Kepemimpinan berorientasi prestasi (achievement oriented
leadership), pemimpin mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan yang menarik
bagi bawahan, merangsang bawahan untuk mencapai tujuan tersebut dan
melaksanakannya dengan baik.
F.
TOKOH
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
1. Walter
Dill Scott
Pada tahun 1901 ia mengatakan
tentang kemungkinan penggunaan psikologi dalam periklanan. Kemudian pada tahun
1903 ia menerbitkan sebuah buku berjudul The Theory of Advertising.
2. James
McKeen Cattell
Ia adalah orang pertama yang
menggunakan alat tes untuk seleksi, bertujuan untuk mengukur perbedaan
kapasitas intelektual individu.
3. Hugo
Mustenberg
Pada tahun 1913 ia mengelurakan
sebuah buku berjudul Psychology of Industrial Efficiency. Ia mengemukakan bahwa
efisiensi diperoleh dari tiga hal yaitu metode seleksi karyawan, metode
pelatihan dan strategi desain kerja dan tata letak.
4. Fredrick
Winslow Taylor
Ia adalah seorang sarjana teknik
yang mempelopori gerakan “scientific manajement”. Ia menekankan studi analisis
waktu dan gerakan. Ia juga menciptakan berbagai alat mekanik yang disesuaikan
dengan struktur faal badan manusia.
REFERENSI
As’ad,
M. (2004). Psikologi Industri.
Yogyakarta: Liberty. Edisi Ke-empat.
Mad
Shah, Ishak. (2002). Pengenalan Psikologi
Industri dan Organisasi. Malaysia: UTM.
Munandar
., A. S. (2001). Psikologi Industri dan
Organisasi. Jakarta: UI Press.
Supardi.,
dan Anwar, Syaiful. (2004). Dasar-dasar
Perilaku Organisasi. Yogyakarta: UII Press.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda