REWARD DAN KOMPENSASI
REWARD DAN KOMPENSASI
KOMPENSASI
Seperti halnya dalam
teori yang diungkapkan oleh Skinner mengenai reward, dalam dunia kerja juga terdapat reward dan kompensasi. Seseorang yang ingin untuk mendapatkan reward dan kompensasi didukung oleh
adanya motivasi yang dimiliki oleh orang
tersebut.
Motivasi merupakan suatu kekuatan
yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan upaya seseorang. Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi
akan bekerja keras untuk mencapai tujuan. Karyawan yang seperti ini akan
bekerja keras untuk mencapai tujuan, sehingga mereka menjadi orang yang produktif dan terfokus dengan tujuan yang
ingin dicapai.
A.
PENGERTIAN
KOMPENSASI
Kompensasi merupakan
istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (finansial reward)
yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mreka dengan sebuah
organisasi. (Riadi M, 2012)
Sedangkan menurut Hasibuan (2009), kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Menurut
Mondy (2005) kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima para
karyawan sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan.
Menurut Garry Dessler dalam Subekhi (2012) kompensasi
karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada
karyawan dan timbul dari diperkerjannya
karyawan itu.
Istilah kompensasi dapat disimpulkan sebagai imbalan
yang akan diterima oleh seorang pegawai baik secara langsung, tidak langsung,
maupun berbentuk barang atau fasilitas atas hasil kerja maupun kontribusi
pegawai terhadap perusahaan
B.
TUJUAN
KOMPENSASI
Pemberian kompensasi
penting bagi organisasi untuk mencerminkan suatu apresiasi dari perusahaan
kepada karyawan mereka dan suatu bentuk usaha untuk mempertahankan sumber daya
manusia sebagai komponen utama sekaligus asset penting bagi suatu organisasi.
Menurut Robert Mathis dan John Jackson (2011) suatu program kompensasi yang
efektif dalam organisasi memiliki empat tujuan yaitu :
1.
Kepatuhan pada hukum dan peraturan yang
berlaku. Contoh: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 30 tahun 2015
tentang Perubahan Ketujuh Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil)
2.
Efektivitas biaya organisasi (Biaya
organisasi akan lebih efektif kalau apa yang dia keluarin sebanding sama yang
dia dapat)
3.
Keadilan internal dan eksternal dan
individual bagi karyawan
4.
Peningkatan kinerja bagi organisasi
Menurut Malayu S.P.
Hasibuan (2009) tujuan pemberian
kompensasi antara lain adalah :
1. Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara bos
dengan karyawannya. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik,
sedangkan pengusaha/ majikan wajib membayar kompensasi
2.
Kepuasaan
Kerja
Karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan pemberian
kompensasi
3.
Pengadaan
Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan lebih mudah.
(Kalau kompensasi besar, kemungkinan dapet karyawan yang qualified lebih besar)
4.
Motivasi
Jika balas jasa yang
diberikan cukup besar, manajer akan lebih mudah memotivasi bawahannya
5.
Stabilitas
Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensinya yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover yang relatif kecil. (Tidak ada
pengunduran diri, protes, komplain)
6.
Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka
disiplin karyawan semakin baik.
Sedangkan menurut
Handoko (2001) tujuan kompensasi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Memperoleh
personalia yang qualified
2.
Mempertahankan para karyawan yang ada
sekarang
3.
Menjamin keadilan
4.
Menghargai perilaku yang diinginkan
5.
Mengendalikan biaya-biaya
6.
Memenuhi peraturan-peraturan legal
C. FILOSOFI
PEMBERIAN KOMPENSASI
1. Orientasi
pemberian hak
Organisasi yang menganut filosofi
ini percaya bahwa setiap karyawan apabila sudah bekerja selama satu tahun, maka
karyawan tersebut berhak akan kenaikan gajii pokok. Mereka juga yakin semua
program insentif dan tunjangan harus berlanjut dan ditingkatkan tanpa memandang
keadaan industri atau ekonomi yang berubah-ubah. Kenaikan imbalan dirujuk
sebagai kenaikan biaya hidup tanpa menghiraukan kinerja karyawan atau tekanan
komptitif organisasional.
2. Orientasi
kinerja
organisasi yang menganut orientasi
kinerja tidak menjamin bahwa kenaikan gaji pokok atau pemberian insentif akan
meningkat hanya karena menyelesaikan pelayanan organisasi satu tahun lagi.
Pemberian imbalan akan didasarkan atas kinerja yang dilakukan olh karyawan.
Apabila kinerja karyawan baik, maka karyawan akan mendapatkan kenaikan
kompensasi. Sebaliknya, apabila kinerja karyawan buruk, maka akan menjumpai
kenaikan kompensasi yang kecil atau tidak mendapatkan sama sekali.
Orientasi Pemberian Hak
|
Orientasi Kinerja
|
Berbasis pada senioritas
Kenaikan untuk semua
Kenaikan berdasarkan “skala yang
trjamin”
Hanya perbandingan industri
Bonus “Santa claus”
|
Kenaikan tidak berhubungan dengan
lamnya bekerja
Tidak ada kenaikan bagi karyawan lama
yang bekerja buruk
Struktur gaji yang disesuaikan dengan
pasar
Lebih dari sekadar perbandingan
industri
Bonus yang terkait pada hasil kerja
|
Menurut Hasibuan (2009)
asas kompensasi harus berdasarkan asas adil dan asas layak serta memperhatikan
Undang-Undang Perburuhan yang berlaku.
a.
Asas Adil
Besarnya kompensasi
harus sesuai dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung
jawab, dan jabatan. Kompensasi tanpa menyesuaikan aspek –aspek diatas akan
menggagalkan maksud dari kompensasi itu sendiri.
b.
Asas layak dan wajar
Suatu kompensasi harus
disesuaikan dengan kelayakannya. Meskipun tolak ukur layak sangat relative,
perusahaan dapat mengacu pada batas kewajaran yang sesuai dengan ketentuan yang
diterapkan oleh pemerintah dan aturan lain secara konsisten.
E.
JENIS KOMPENSASI
Menurut
Schuler dan Jackson (1999), Mondy, et al. (1999), Schermerhorn, et al.
(1998),
Robbins (1996), dan Siagian (1995) (dalam Muljani, 2002), pada prinsipnya
imbalan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu imbalan istrinsik dan ekstrinsik.
1. Intrinsik
Imbalan
instrinsik adalah imbalan yang diatur sendiri oleh seseorang (Ivancevich, Konopaske,
Matteson, 2006). Biasanya merupakan nilai postif atau rasa puas terhadap diri
karena berhasil meyelesaikan suatu tugas (Muljani, 2002).
2. Ekstrinsik
Imbalan
ekstrinsik mencakup kompensasi langsung, kompensasi tidak langsung dan imbalan
bukan uang.
F. MACAM-MACAM KOMPENSASI
Menurut Mondy dan Noe
(1993) dan Triton (2007) menjelaskan kompensasi yang diberikan kepada karyawan
berdasarkan sifat penerimaannya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kompensasi
Finansial
Kompensasi yang bersifat financial adalah kompensasi
yang diterima oleh karyawan dalam bentuk uang atau bernilai uang. Terbagi
menjadi dua bagian yaitu Direct Financial Compensation (kompensasi
keuangan secara langsung) dan Inderect financial Compensation (kompensasi keuangan secara tidak langsung)
a.
Direct Financial Compensation
(kompensasi keuangan secara langsung) terdiri atas pembayaran yang diterima
oleh seorang karyawan dalam bentuk upah, gaji, bonus, dan komisi. gaji pokok,
upah lembur, pembayaran insentif, tunjangan, bonus;
-
Gaji : balas jasa dalam bentuk uang yang
diterima karyawan atas sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan
perusahaan. Gaji merupakan bayaran tetap yang diterima seseorang atas
keanggotaannya dalam suatu perusahaan. Gaji dibayarkan setiap periode yang
telah disepakaati.
-
Upah :
Imbalan waktu yang akan diberikan secara lansung berdasarkan jumlah jam kerja
-
Merit/
cost of living : perubahan periodic gaji yang terjadi
dengan memperhatikan besarnya gaji yang diberikan pesaing untuk pekerjaan yang
sama, perubahan akan biaya hidup serta
perubahan dalam pengalaman atau kemampuan. Merit
increases berupa pemberian kenaikan gaji berdasarkan perilaku kerja di masa
lalu.
-
Insentif : merupakan imbalan langsung
yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang
ditentukan. Insentif merupakan bentuk lain dari upah langsung diluar upah dan
gaji yang merupakan kompensasi tetap, yang biasanya disebut kompensasi
berdasarkan kinerja/ pay for performance.
Insentif dapat berupa peningkatan pembayaran yang langsung terikat dengan
kinerja, insentif berbeda dengan merit
pay. Pertama insentif tidak
meningkatkan gaji dasar, dan harus dikejar lagi di tiap periode. Kedua, ukuran
dari besarnya pembayaran insentif biasanya sudah diinformasikan kepada karyawan
sembelum pemberian.
b.
Sedangkan Inderect Financial
Compensation (kompensasi keuangan secara tidak langsung) yaitu semua
penghargaan Financial yang tidak termasuk dalam Direct Financial
Compensation Inderect Financial
Compensation banyak jenisnya, antara lain asuransi kesehatan, asuransi
jiwa, asuransi kesehatan gigi, asuransi pembedahan, bantuan sosial, bantuan
pendidikan, pembayaran selama liburan cuti, jaminan sosial, pensiun, pesangon.
.
2.
Kompensasi non finansial
Kompensasi yang
bersifat non finansial diberikan oleh organisasi atau perusahaaan terutama
dengan maksud untuk mempertahankan karyawan dalam jangka panjang. Termasuk
dalam kompensasi yang bersifat non finansial adalah penyelenggaraan
program-program pelayanan bagi karyawan yang berupaya untuk menciptakan kondisi
dan lingkungan kerja yang menyenangkan, seperti program wisata, penyediaan
fasilitas kantin atau cafeteria, penyediaan tempat beribadat ditempat kerja,
penyedia lapangan olahraga dan sebagainya.
Imbalan bukan uang
merupakan imbalan interpersonal. kepuasan yang diterima karyawan dari pekerjaan
itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau phisik dimana karyawan
bekerja. Termasuk imbalan bukan uang misalnya rasa aman, atau lingkungan kerja
yang nyaman, pengembangan diri, fleksibilitas karier, peluang kenaikan
penghasilan, simbol status, pujian dan pengakuan.
G. SISTEM KOMPENSASI
Menurut
Hasibuan (2009), sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan diantaranya
: sistem waktu, sistem hasil (output) dan
sistem borongan. Untuk lebih jelasnya sistem kompensasi diuraikan sebagai
berikut :
a.
Sistem
Waktu
Dalam Sistem Waktu,
kompensasi ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu, atau
bulan. Sistem waktu ini diterapkan jika prestasi kerja sulit diukur perunitnya,
dan bagi karyawan tetap kompensasinya dibayar atas sistem waktu secara periodic
setiap bulannya. Kebaikan sistem waktu ialah administrasi pengupahan mudah dan
besarnya kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem waktu ialah
yang malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar perjanjian. (PNS)
b.
Sistem
hasil (output)
Besarnya kompensasi
ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong,
meter, liter dan kilogram. Dalam sistem hasil (output), besarnya kompensasi
yang dibayar selalu didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan
kepada lamanya waktu mengerjakannya. Kebaikan sistem ini memberikan kesempatan
kepada karyawan yang bekerja bersungguh-sungguh serta berprestasi baik akan
memperoleh balas jasa yang lebih besar. Kelemahan sistem hasil ini ialah
kualiatas barang yang dihasilkan kurang baik dan karyawan yang kurang mampu
balas jasanya kecil, sehingga kurang manusiawi. Contoh : Petik Teh kiloan
dihargain berapa.
c.
Sistem
Borongan
Suatu cara pengupahan
yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama
mengerjakannya. Dalam sistem borongan ini pekerja biasa mendapat balas jasa
besar atau kecil tergantung atas kecermatan kalkulasi mereka.. Contoh : buruh
pengelem teh celup. Ketentuan standardnya 1 hari harus selesai 1 dus, kalau
buruh ternyata bisa selesaikan 2 dus dalam 1 hari berarti kompensasi semakin
besar.
H.
KEBIJAKAN
KOMPENSASI
Dalam sistem kompensasi yang efektif: kebijakan
penggajian dipilih untuk membantu pencapaian tujuan sistem penggajian. Terdapat
4 (empat) dasar kebijakan penggajian yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan gaji, menurut Milkovich dan Newman (2008:19), yaitu:
1. Internal Alignments (Kesamaan Internal)
Mengacu pada
perbandingan antara posisi jabatan dan keahlian dalam perusahaan sendiri. Jabatan dan keahlian dibandingkan
dalam konteks kontribusinya pada tujuan bisnis organisasi. Internal alignment merupakan suatu pay rate untuk karyawan dengan pekerjaan yang sama dan untuk
pekerjaan yang berbeda juga. Pay
relationship dalam suatu organisasi mempengaruhi semua compensation objectives, mempengaruhi keputusan karyawan untuk
menetap dalam organisasi, untuk lebih fleksibel dengan menginvestasikan
pelatihan tambahan atau mencari tanggung jawab yang lebih besar. Dengan
memotivasi karyawan dengan pelatihan tambahan dan tanggung jawab yang lebih
besar dalam melayani konsumen, hubungan pembayaran internal secara tidak
langsung mempengaruhi efisiensi dalam organisasi. Keadilan dipengaruhi melalui
perbandingan karyawan pada pembayaran karyawan lainnya dalam perusahaan.
Pemenuhan di pengaruhi oleh sebuah dasar yang mempengaruhi pembayaran.Jadi ini
merupakan perbandingan antar oposisi, atau gaji yang dibayarkan berdasarkan
nilai jabatan. (Tergantung jabatan, beda jabatan beda gaji)
2. External Competitiveness (Persaingan
dengan eksternal)
Mengacu pada
perbandingan penggajian antara organisasi yang satu dengan organisasi
saingannya atau pesaing. Banyak organisasi yang mendasarkan sistem
pembayarannya dengan market-driven,
dimana mendasarkan pembayarannya dengan apa yang pesaingnya berikan. Ada 2
(dua) akibat dari kebijakan ini yaitu:
a. Jika karyawan
melihat bahwa gaji mereka tidak sebanding dengan karyawan lain dalam organisasi
lain, maka mereka akan keluar.
b.
Biaya sumber daya manusia akan memberi dampak tambahan biaya total sumber daya
manusia yang kemudian akan mempengaruhi harga barang dan jasa yang diproduksi
oleh organisasi. Biaya sumber daya manusia ini harusditetapkan pada suatu
tingkat dimana perusahaan dapat memaksimalkantingkat efisiensinya. (Mengatur
sedemikan rupa alokasi biaya untk kompensansi agar yang dikelurkan sebanding
dengan yang di dapat)
3. Employee
Contributions (Kontribusi Karyawan)
Mengacu pada pembayaran berdasar karyawan pada
kinerjanya, karyawan dibayar berbeda dengan yang lainnya jika seorang karyawan
mempunyai kinerja yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan yang sama.
Kontribusi karyawan merupakan kebijakan pengambilan keputusan yang penting
karena secara langsung mempengaruhi sikap dan work behaviours seseorang.Jadi, ini merupakan perbandingan antar
karyawan, atau insentif yang dibayar berdasar hasil penilaian kinerja.
4. Management
(Manajemen)
Kebijakan manajemen
dalam administrasi yaitu sistem penggajian dalam menggabungkan desain external competitiveness, internal alignment
dan employee contributions
disesuaikan dengan tujuan perusahaan di
mana the right people get the right pay for achieving the right objectives in
the right way. Sistem yang paling bagus sekalipun akan tidak bermanfaat
tanpa kecakapan manajemen. Keputusan yang diambil harus membantu organisasi
dalam meraih tujuannya.
I.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KOMPENSASI
Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya kompensasi, antara lain sebagai berikut (Hasibuan, 2009):
1)
Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Jika pencari kerja
(penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya
jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi
relatif semakin besar.
2)
Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan
Apabila kemampuan dan
kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan
semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk
membayar kurang maka tinggkat kompensasi relatif kecil.
3)
Serikat Buruh/Organisasi Karyawan
Apabila serikat
buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan
kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil. (Serikat buruh ada untuk menjamin hak-hak
para buruh yang lain, dan pelindung buruh-buruh yang ada, jika ada pengaduan,
pgawai dapat melaporkan ke serikat buruh. Biasanya serikat buruh akan memproses
pengaduan, hasilnya bisa demo dll.)
4)
Produktifitas Kerja Karyawan
Jika produktifitas
kerja karyawan baik dan layak dan banyak maka kompensasi akan semakin
besar. Sebaliknya kalau produktifitas
kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil.
5)
Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppresnya
Pemerintah dengan
Undang-Undang dan Keppresnya menetapkan besarnya batas upah/balas jasa
minimum. Peraturan pemerintah ini sangat
penting supaya pengusaha tidak sewenang-wenang mentipkan besarnya balas jasa
bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban
melindungi masyarakat dari tindakan sewenag-wenang.
6)
Biaya hidup
Apabila biaya hidup di
daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi/upah semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat hidup di daerah itu
rendah maka tingkat kompensasi/upah semakin kecil.
7)
Posisi Jabatan Karyawan
Karyawan yang menduduki
jabatan lebih tinggi akan menerima gaji/kompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan
yang lebih rendah akan memperoleh kompensasi/gaji yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang mendapat
wewenang dan tanggung jawab yang besar harus mendapatkan gaji/kompensasi yang
lebih besar pula.
8)
Pendidikan dan Pengalaman Karyawan
Jika pendidikan lebih
tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka gaji/balas jasa akan semakin bear,
karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang
berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka tingkat
gaji/kompensasinya kecil.
9)
Kondisi Perekonomian Nasional
Apabila kondisi
perekonomian nasional sedang maju maka tingkat upah/kompensasi akan semakin
besar, karena akan mendekati kondisi full employment. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang
maju maka tingkat upah rendah, karena terdapat banyak pengganggur.
10)
Jenis dan Sifat Pekerjaan
Kalau jenis dan sifat
pekrjaan yang sulit dan mempunyai resiko (financial, keselamatan) yang besar
maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar karena membutuhkan kecakapan
serta ketelitian untuk mengerjakan.
Tetapi jika jenis dan sifat pekerjaannya mudah dan resiko (finansial,
kecelakaan) kecil, tingkat upah/balas jasanya relatif rendah.
J. PENDEKATAN
KOMPENSASI
Pendekatan kompensasi
merupakan pendekatan cara bagaimana kompensasi diberikan kepada pegawai. Ada
dua jenis pendekatan:
1.
Pendekatan Kompensasi Tradisional
o
Kompensasi hanya berupa gaji pokok
o
Bonus/tunjangan istimewa hanya untuk
para eksekutif
o
Tunjangan tetap terikat pada masa
jabatan yang lama
o
Kemajuan tingkat imbalan kerja
brdasarkan pada promosi organisasioanl
o
Terdapat program imbalan kerja standar
di seluruh organisasi
2. Pendekatan
Penghargaan Total
o
Penghasilan tidak tetap ditambahkan
dengan gaji pokok
o
Insentif tahunan/jangka panjang
diberikan untuk para eksekutif, manajer, dan karyawan
o
Diberikan tunjangan yang fleksibel dan
mudah dibawa
o
Broad band yang berbasis pada
pengetahuan/ketrampilan menentukan tingkat gaji
o
Banyak rencana yang mempertimbangkan
penglompokan kerja, lokasi, dan unit usaha
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Pendekatan
Kompensasi Tradisional
|
Lebih
dapat dipertahankan secara hukum
Tidak
bgitu rumit
Dianggap
“adil” oleh para karyawa rata-rata dan di bawah rata-rata
|
Tidak
akan berhasil baik dalam setiap situasi
Mengabaikan
karyawan yang berkinerja puncak
|
Pendekatan
Penghargaan Total
|
Membantu
mempertahankan karyawan yang berkinerja puncak
Dapat
menjadi fleksibel ketika ekonomi meningkat atau menurun
Disukai
oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja terbaik.
|
Penentuan
pengukuran kinerja berdasarkan kinrja individual, kelompok, atau
organisasional
Lama
waktu untuk mengukur kinerja (jangka panjang atau jangka pendek)
|
K. KONSEP
DASAR PEMBERIAN KOMPENSASI
•
Pay
for position
Balas jasa untuk setiap jabatan yang harus dapat
bersaing dengan perusahaan lain, serta mencerminkan azas keadilan di dalam
perusahaan.
•
Pay
for person
Balas jasa yang ditentukan oleh kompetensi
dan kualitas dari
masing-masing individu.
•
Pay
for performance
Balas jasa yang menentukan besarnya pendapatan
karyawan berdasarkan Individual Performance dan Company Performance
pada periode tertentu (pada umumnya setahun).
L. PENYUSUNAN
GAJI
3. Job
Description
Sebelum menentukan gaji, perusahaan
harus memiliki job description dari suatu jabatan. Job description ini berguna
untuk menentukan pegawai dengan karakter seperti apa yang cocok untuk menjabat pada
jabatan tersebut.
4. Job
Evaluation
Dari job description yang telah ada
perusahaan dapat menentukan nilai yang harus dibayarkan untuk suatu jabatan.
5. Job
Grading
Setelah menentukan nilai,
perusahaan dapat menentukan tingkatan-tingakatan gaji berdasarkan nilai suatu
jabatan.
6. Salary
survey
Perusahaan perlu untuk melakukan
survei ke lapangan atau perusahaan lain untuk mengetahui nilai pasaran tenaga
kerja.
7. Job
Pricing
Apabila survei telah dilakukan dan
tingkatan gaji sesuai dengan nilai pasar, perusahaan dapat menentukan
nilai-nilai suatu jabatan dengan uang.
REWARD
A.
PENGERTIAN
REWARD
Menurut Nawawi (2005).
“Reward merupakan usaha menumbuhkan
perasaan diterima (diakui) dilingkungan
kerja, yang menyentuh aspek kompensasi dan aspek hubungan antara para
pekerja yang satu dengan yang lainnya”. Penghargaan adalah ganjaran yang
diberikan untuk memotivasi para karyawan agar produktivitasnya tinggi (Tohardi,
2002). Penghargaan adalah insentif yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk
dapat meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang
kompetitif (Henri Simamora, 2004).
Reward
muncul karena adanya penilaian dari pimpinan terhadap karyawannya. Reward diberikan kepada karyawan sebagai
bentuk penghargaan yang diberikan atas pekerjaan atau jasa yang telah
dilakukan. Dengan adanya reward diharapkan akan menambah semangat kerja
karyawan dan memotivasi karyawan untuk lebih giat dalam bekerja demi
tercapainya visi misi dalam suatu perusahaan seperti halnya yang dikatakan
sanyal dan baswas bahwa “penilaian kerja akan sangat mempengaruhi motivasi
kerja seseorang”.
B. TUJUAN REWARD
Reward
merupakan suatu penghargaan yang diberikan oleh perusahaan sebagai bentuk
pujian atau rasa terima kasih atas kontribusi ataupun jasa yang diberikan oleh
karyawan terhadap perusahaan. Adapun tujuan utama dari adanya penghargaan
adalah adanya keadilan yang dapat mereka peroleh dari tiga persamaan, yakni:
1.
Persamaan Internal
Yakni
harga yang diberikan perusahaan sesuai dengan kerja yang telah ia lakukan
2.
Persamaan Eksternal
Yakni
harga yang diberikan perusahaan sesuai dengan harga dari perusahaan-perusahaan
yang setara dengannya.
3.
Persamaan Individual
Yakni harga yang
diberikan oleh Perusahaan sesuai dengan pemberian yang diberikan dengan orang
yang sama pekerjaannya.
Pada dasarnya, seorang
karyawan sangat menginginkan hasil kerjanya dapat dihargai, dan mendapat
pengakuan dari pihak lain. Penghargaan yang diberikan akan membuat motivasinya
terpompa sehingga ia lebih semangat dalam bekerja, sedangkan jika seorang
karyawan merasa bahwa pihak perusahaan bertindak tidak adil terhadapnya, maka
akan terjadi penurunan motivasi kerja. Sehingga dalam hal ini harus tercipta
win win solution antara karyawan dengan perusahaan.
Adapun selain untuk
memberikan penghargaan terhadap karyawan, reward juga diberikan untuk
mengurangi adanya ketidakhadiran karyawan ketika hari aktif bekerja
berlangsung. Hal ini akan menumbuhkan rasa bersaing dan mempertahankan prestasi
yang dicapai, tujuan lainnya adalah sebagai penghargaan atas kemampuan (skill) yang dimiliki, membudidayakan
budaya yang ada dalam organisasi, dan memperkuat struktur yang ada dalam
organisasi.
Menurut Ghani,
pemberian penghargaan (reward) dapat
berjalan efektif apabila :
- Dilakukan secara adil, bahwa reward diberikan secara adil dan tidak pilih kasih, diberlakukan untuk semua anggota organisasi perusahaan.
- Ada aturan yang jelas atau transparan dan accountable, sehingga setiap pekerja mengetahui persis rambu-rambu sistem dan prosedur. (kesepakatan diawal, gaji berapa, cara mendapatnya reward kalau kinerjanya gimana)
- Diberlakukan secara konsisten dan konsekuen, bahwa organisasi harus konsisten dalam memberikan reward kepada para pekerja dan mempertimbangkan konsekuensi atas reward yang diberikan. (Reward tidak ditunda, langsung dikasih)
C.
JENIS
JENIS REWARD
Menurut Mahsun (2006) reward dibedakan
menjadi dua jenis, yakni:
1.
Social reward
Social
reward adalah pujian dan pengakuan diri dari dalam dan luar organisasi yang
merupakan faktor extrinsik reward yang diperoleh dari lingkungannya seperti
penghargaan, piagam dan lain sebagainya.
2.
Psychic reward
Psychic reward merupakan faktor
intrinsik reward yang merupakan efek dari penghargaan yang diberikan seperti
halnya pujian yang akan memberikan kepuasan tersendiri dalam diri karyawan
D.
BENTUK-BENTUK
REWARD
Reward
memiliki berbagai macam bentuk : uang, cek, gaji tambahan, pengakuan, dan
manfaat. Dari bentuk-bentuk reward yang ada, uang merupakan bentuk reward yang
paling sering diberikan. Uang telah lama dipandang sebagai hadiah dan,
setidaknya untuk beberapa orang itu lebih penting. Apalagi jika perusahaan
mereka dapat memberikan dengan jumlah yang cukup banyak. Namun, Manfred Kets de
Vries (Luthan, 2011) cendekiawan terkenal dan konsultan baru-baru menyatakan,
"Sangat mudah untuk mengatakan uang bukanlah segalanya selama kita
memiliki uang yang cukup. Sayangnya, pada kenyataannya, semakin banyak uang
yang kita miliki, semakin banyak pula kita menginginkan uang”.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, M. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ivancevich.
J.M., Konopaske, R., Matteson, M.T. (2006). Perilaku dan Manajemen Organisasi
ed 7. Jakarta: Erlangga.
Luthan,
Fred. (2011). Organizational behavior: an ecidence-based approach.12th
ed. McGraw-Hill:New york.
Mathis,
L.R. dan Jackson, J.H. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia ed 10. Jakarta:
Salemba Empat.
Mondy, R.W., R.M. Noe,
dan S.R. Premeaux. (1999). Human Resource Management. 7th edition.
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Riadi M. (2012). Pengertian, Jenis dan Tujuan
Kompensasi. Kajian Pustaka. www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-jenis-dan-tujuan-kompensasi Diunduh pada 28 Februari 2016
Subekhi, A. (2012). Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prestasi Pusaka
Jakarta.
Triton, Pb. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusi: Perspektif Patnership dan Kolektivitas.
Jakarta: Oryza
http://www.fmh.utl.pt/sitiodagestao/disciplinas/rhs/eDocsMestrado/capitulo12_recompensas.pdf.
Diunduh pada 28-02-2016 Pukul 15.00 WIB.
http://www.kajianpustaka.com.Diunduh
pada 28-02-2016 Pukul 20.00 WIB.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda